KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat illahi rabbi yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “kemuhammadiyaan gerakan islam”.
Salawat serta salam marilah kita limpahkan kepada baginda kita yakni Nabi
Besar Muhammad Saw beserta keluarga dan kerabatnya.
Dengan kehadiran makalah ini mudah-mudahan dapat membantu dalam proses
belajar mengajar dalam bermakna bagi kita semuanya Amin.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah serta kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk pembuatan makalah yang akan datang.
Makassar, 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………………………………
a.
Latar belakang…………………………………………………………………
b.
Rumusan masalah……………………………………………………………
BAB 2. PEMBAHASAN………………………………………………………………
a.
Landasan konstitusi Muhammadiyah
b.
Watak Muhammadiyah
c.
Kepribadian KH Ahmad Dahlan
d.
Beragama ilmiyah dan beriIlmu amaliyah
PENUTUP……………………………………………………………………………..
a.
Kesimpulan ……………………………………………………………………
b.
Saran …………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Dalam perkembangan zaman dari sejak dulu sampai sekarang, banyak sekali hal yang dilakukan umat manusia, khususnya umat Islam yang mulai melenceng dari agama. Seperti yang kita semua kenal, sesajen merupakan hal yang lumrah yang sering kita dengar, yang sering dilakukan orang-orang untuk menyembah dan meminta apa yang diharapkannya.
Maka dari itu, banyak hal yang dilakukan oleh sosok KH.Ahmad Dahlan, antara lain faktor intern (faktor dalam) dan extern (faktor luar). Faktor dalam umat dan masyarakat kita yang diliputi bid’ah, khurafat, tahayul, jumud, dan ta’asub; faktor luar adanya penjajahan dan usaha-usaha kristenisasi, yang akibatnya kemerosotan dan kemunduran total bangsa Indonesia.
Dengan pemikirannya yang sangat luas, KH.Ahmad Dahlan membentuk sebuah organisasi yang bernama Muhammadiyah. Persyarikatan Muhammadiyah didirikan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau 18 November 1912 M di Kauman, Yogyakarta. Menurut asal katanya, diambil dari bahasa Arab yang berarti “Muhammad” adalah nama rasul terakhir Muhammad saw, “iyah” berarti pengikut. Jadi, Muhammadiyah adalah pengikut Nabi Muhammad saw. Dengan kata lain, Muhammadiyah adalah umat Islam yang hidup dan kehidupannya mengikuti, mencintai, dan menghidupkan sunnah, tuntunan, serta melangsungkan usaha Da’wah Islam
2.
Rumusan Masalah
1.
Memahami Landasan konstitusi Muhammadiyah
2.
Memahami watak muhammadiyah
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Landasan konstitusi Muhammadiyah
Yang dalam landasan konstitusi Muhammadiyah atau yang lazim disebut
Anggaran Dasar Muhammadiyah menyatakan bahwa : Muhammadiyah merupakan
Gerakan Islam, berasas Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi,
melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, dengan maksud dan
tujuan menjunjung tinggi Agama Islam sehinga terwujudnya masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.
Berdasarkan pernyataan landasan konstitusi Muhammadiyah tersebut diatas
maka dapat diidentifikasikan bahwa model gerakan Muhammadiyah ada tiga;
pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, kedua, sebagai
gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, dan ketiga, Muhammadiyah
sebagai gerakan tajdid. Fokus kajian dalam makalah ini pada kajian yang
pertama yaitu Muhammadiyah sebagai gerakan Islam.
Identitas Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, redaksi gerakan menunjukkan
dan sekaligus sebagai pembuktian bahwa Muhammadiyah itu tidak sekedar
organisasi tanpa aksi nyata namun sesungguhnya Muhammadiyah itu telah
beraksi nyata ditengah-tengah masyarakat. Secara historis dapat dirunut
bahwa KH. Ahmad Dahlan seperti yang dinyatakan oleh prof. Amin Abdullah,
bahwa beliau (baca KH. Ahmad Dahlan) sebagai sosok yang dapat diistilahkan
dengan faith in action maksudnya adalah ada pembuktian amal dari
keimanan, misalnya beliau rela menjual perabot rumah tangga yang berharga
untuk membiayai perjuangan Muhammadiyah, mendirikan panti asuhan dan rumah
sakit. Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) merupakan pembuktian keimanan warga
Muhammadiyah, maka secara tegas dinyatakan dalam konstitusi Muhammadiyah
bahwa syarat berdirinya struktur Ranting sampai dengan Pusat Muhammadiyah
harus memiliki AUM. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan kembali,
jangan memasang lambang Muhammadiyah ketika hanya papan nama saja tanpa
pembuktian dengan aksi-aksi nyata. Demikian juga redaksi Islam memaksa
Muhammadiyah untuk konsisten memegang teguh dua sumber yaitu
Qur’an dan Sunnah. Disisi lain Muhammadiyah memiliki tantangan
modernitas yang begitu dinamis, maka dengan karakternya sebagai gerakan
tajdid tidak terlalu gagap menghadapi arus deras modernisasi,
tajdid artinya pembaharuan. Tajdid dapat pula dimaknai pemurnian
ajaran Islam, yaitu gerakan Muhammadiyah untuk meluruskan ummat Islam banyak
yang tidak murni lagi menjalankan agama Islam karena masih bercampur dengan
praktik syirik.
Muhammadiyah adalah suatu persyatrikatan yang merupakan “gerakan islam”.
Maksud gerakanya adalah “dakwah amar ma’ruf nahi munkar” yang ditujukan
kepada dua bidang perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar ma’ruf nahi
munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan.
- Kepada yang telah islam bersifat pembaharuan (tajdid) yaitu mengembalikan kepada ajaran islam yang murni.
- Kepada belum islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama.
Kesemuaan itu dilakukan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan
mengharapkan keridhaan Allah semata-mata. Dengan melasanakan dakwa dan amar
ma’ruf nahi munkar dengan cara masing-masing yang sesuai kemuhammadiyahan
menggerakan masyarakan menuju tujuannya, ialah terwujudnya masyarakat islam
yang sebenar-benarnya.
Dalam perjuangan melakukan usahanya menuju tujuan terwujud masyarakat islam
yang sebenar-benarnya, dimana kesejahateraan, kebaikan dan kebahagiaan luas
merata. Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas
prinsip-prinsip yang tersimpul dalam mukadimah anggaran besar yaitu :
- Hidup manusia bermasyarakat
- Mematuhi ajaran islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk membahagiaan dunia akhirat.
- Menegakan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah Swt dan ihsan kepad manusia.
Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya terutama sebagai
berikut.
- Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan
- Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah
- Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran islam
- Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
- Kerja sama dengan golongan islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama islam serta membela kepentinganya.
- Membantu pemerintahan serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memeliharan dan membangun negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Allah Swt.
2.
Watak Muhammadiyah
Al-Qur’an sebagai teks wahyu yang qath’i atau muthlak kebenarannya
secara ilmiah dan Sunnah menjadi rujukan utama dalam mengambilan
masalah-masalah hukum. Oleh karena itu Muhammadiyah dalam
manhaj tarjih menggunakan teks Qur’an dan sunah sebagai dalil utama
dalam menyelesaiakan problema-problem fiqhiyah.
Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan 8 Dzulhijjah 1330 H atau 18
November 1912 M. Kelahiran Muhammadiyah secara formal lebih tua dari usia
Republik ini jika dihitung dari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
tahun 1945. Identitas Muhammadiyah adalah gerakan Islam da’wah amar ma’ruf
nahi munkar dan tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah. Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam dimaksudkan gerakannya adalah da’wah Islam amar ma’ruf
nahi munkar disegala bidang kehidupan masyarakat. Maksud dan tujuan
Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Lambang Muhammadiyah adalah
sinar matahari bersinar utama dua belas ditengah bertuliskan Muhammadiyah
dan dilingkari kalimat
asyhadu an la ilaha illa Allah wa asyhadu anna Muhammadan rasul Allah. Muhammadiyah mengambil lambang matahari bersinar dimaksudkan agar warga
Muhammadiyah mensifati karakter matahari yang memiliki manfaat besar bagi
kehidupan. Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi anggota Muhammadiyah agar
dapat menunjukkan dirinya agar menjadi sosok manusia yang memiliki manfaat
bagi orang lain diatas sendi-sendi tauhid kepada Allah Swt.
3.
Kepribadian KH Ahmad Dahlan
Muhammadiyah dalam kancah gerakan keIslaman dan keIndonesiaan dikenal
sebagai gerakan modernis. Ciri yang melekat pada gerakan modernis
Muhammadiyah tidak lepas dari pengaruh pendirinya yaitu KH. Ahmad Dahlan
yang berkemajuan dalam berpikir dan luas pergaulannya. KH. Ahmad Dahlan pada
masa kecilnya bernama Muhammad Darwisy sepulangnya beliau menunaikan ibadah
haji dari Mekah namanya dirubah menjadi Ahmad Dahlan. Sebagaimana kebiasaan
orang Indonesia yang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Arab, setelah
kembali mengganti nama yang berkonotasi Islam.
Ahmad Dahlan muda sekembalinya ke tanah air dari menunaikan rukun Islam
yang kelima mengadakan gerakan-gerakan yang tidak lazim dikerjakan oleh para
ustadz dan kyai. Mengajarkan ilmu dengan cara klasikal atau sistem kelas,
meluruskan arah kiblat masjid, berkomunikasi lintas keyakinan, menghindari
ritual-ritual kejawen dan sebagainya. Gerakan Ahmad Dahlan memancing reaksi
dari beberapa kalangan yang tidak setuju dengan ide-ide cemerlangnya, bahkan
melakukan tindak anarkhis dengan merusak musholla yang dibangun Ahmad
Dahlan.
Sesungguhnya kepribadian Ahmad Dahan dapat menjadi inspirasi yang istimewa
bagi para generasi muda. Sosok Ahmad Dahlan dapat dikategorikan
manusia super (khairu ummah) yaitu seorang yang berusaha mengusung
kesuksesan disetiap waktu. Amar makruf nahi munkar merupakan jalan
hidup yang dijalaninya, sosok manusia yang tidak hanya diam ketika melihat
kezhaliman namun ada usaha kreatif untuk dapat memberikan solusi yang
terbaik bagi problema tersebut bukan malah menjadi bagian dari
problema.
Beberapa hal yang dapat diambil hikmahnya dari pembacaan sejarah terhadap
sosok Ahmad Dahlan. Pertama : keinginan kuat beliau (Ahmad
Dahlan) untuk menyempurnakan sebagai seorang muslim yang taat dengan
menunaikan ibadah haji, kendati era tersebut menunaikan ibadah haji bukan
perkara yang mudah jika dibanding dengan zaman sekarang, maksudnya mesti
dilakoni dengan susah payah butuh beaya yang tidak sedikit dan pengurban
lahir-batin namun tetap dilaksanakan kewajiban tersebut. Waktu itu
perjalanan haji lewat laut menempuh perjalanan sekitar dua bulan.
Kedua,
etos belajar Ahmad Dahlan, yang unik adalah beliau menyempatkan untuk
belajar agama di Mekkah taklala menunaikan ibadah haji, etos belajar yang
demikian tidak mengherankan jika beliau menjadi jawara dalam hal keagamaan.
Ketiga, kepekaan sosial dengan spirit al-maun Ahmad Dahlan
mampu merumuskannya dalam bentuk yang nyata lewat penyantunan orang miskin
melalui model sekolah (pendidikan), panti asuhan dan rumah sakit. Amal Usaha
yang dirintis oleh Ahmad Dahlan bukan secara kebetulan dibentuk akan tetapi
suatu perwujudan dari pemahaman beliau terhadap teks al-qur’an dan
as-Sunnah, atau disebut juga Faith in action yaitu keimanan
yang ditunjukkan dengan bukti yang kongkret dan memiliki manfaat yang besar
bagi ummat. Istilah lain “sedikit bicara banyak bekerja” merupakan
kalimat yang tepat diberikan kepada Ahmad Dahlan. Bersahaja dan
sederhana dalam berbicara maupun berpenampilan. Ahmad Dahlan adalah manusia
amal, karena dalam hidupnya beliau mengutamakan beramal daripada berteori.
Sehingga yang terakhir ini dapat menjadi inspirasi generasi muda untuk
belajar dengan sungguh-sungguh, memperdalam penguasaan ilmu agama dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Beragama ilmiyah dan beriIlmu amaliyah
Ketika Muhammadiyah mencanangkan arruju’ ila qur’an wa sunnah (
kembali pada al-Qur’an dan as-Sunnah) sejatinya mengajak ummat Islam untuk
beragama secara ilmiyah. Mengamalkan ajaran agama menurut faham Muhammadiyah
adalah langsung pada sumber aslinya yaitu qur’an dan sunnah. Beragama
tanpa ditumpangi dengan egoisme manusiawi akan tetapi dikembalikan kepada
dimensi ketauhidan. Intervensi akal manusia dalam melakuan ibadah khusus
akan mencemarkan nilai dan bobot ibadah dihadapan Allah Swt.
Beragama secara ilmiyah secara teoritis dapat dijabarkan bahwa lmu berasal
dari kata ‘alima yang artinya “mengetahui”. Ibnu Hazm mendefinisikan
ilmu sebagai pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana adanya. Ketika memahami
agama sebagaimana adanya dalam sumber yang benar yaitu berasal dari wahyu
Allah SWT dan tuntunan Rasulullah SAW dapat dikatakan sebagai jalan yang
memenuhi estándar ilmiah. Namun berbeda ketika manusia hidup dan
berinteraksi sosial maka dalam hal ini manusia diberikan bekal akal dan
pikiran untuk mengkreasi seluas-luasnya secara bertanggung jawab. Karena ada
hal-hal teknis yang menjadi wilayah untuk diselesaikan dengan akal pikiran
manusia misalnya masalah bagaimana dapat meningkatakan produktifitas
pertanian, meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dan lain
sebagainya.
Identitas Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, redaksi Islam memaksa
Muhammadiyah untuk konsisten memegang teguh dua sumber yaitu
Qur’an dan Sunnah. Disisi lain Muhammadiyah memiliki tantangan
modernitas yang begitu dinamis, maka dengan karakternya sebagai gerakan
tajdid tidak terlalu gagap menghadapi arus deras modernisasi,
tajdid artinya pembaharuan. Tajdid dapat pula dimaknai pemurnian
ajaran Islam, yaitu gerakan Muhammadiyah untuk meluruskan ummat Islam banyak
yang tidak murni lagi menjalankan agama islam karena masih bercampur dengan
praktik syirik.
Al-Qur’an sebagai teks wahyu yang qath’i atau muthlak kebenarannya
secara ilmiah dan Sunnah menjadi rujukan utama dalam mengambilan
masalah-masalah hukum. Oleh karena itu Muhammadiyah dalam
manhaj tarjih menggunakan teks Qur’an dan sunah sebagai dalil utama
dalam menyelesaiakan problema-problem fiqhiyah.
Muhammadiyah memiliki paham bahwa dalam ibadah terdapat dua ranah yaitu
pertama, ibadah mahdhah dalam hal ini harus sesuai dengan tuntunan
sebagaimana teks qur’an dan Sunnah, maknanya adalah kembali
pada Qur’an dan sunnah. Kedua ibadah
ghairu mahdhah, dalam hal ini dimaknai ibadah dalam arti umum, maka
peran akal manusia diuji untuk dapat berbuat baik secara
muamalah ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Dinyatakan dalam
Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM) bahwa hidup manusia adalah
bermasyarakat.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Anggaran Dasar Muhammadiyah menyatakan bahwa Muhammadiyah merupakan Gerakan
Islam, berasas Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, melaksanakan
dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, dengan maksud dan tujuan
menjunjung tinggi Agama Islam sehinga terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
Identitas Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, redaksi gerakan menunjukkan
dan sekaligus sebagai pembuktian bahwa Muhammadiyah itu tidak sekedar
organisasi tanpa aksi nyata namun sesungguhnya Muhammadiyah itu telah
beraksi nyata ditengah-tengah masyarakat.
Muhammadiyah memiliki paham bahwa dalam ibadah terdapat dua ranah yaitu
pertama, ibadah mahdhah dalam hal ini harus sesuai dengan tuntunan
sebagaimana teks qur’an dan Sunnah, Kedua ibadah
ghairu mahdhah, dalam hal ini dimaknai ibadah dalam arti umum.
2.
Saran
Kita seharusnya lebih memahami dan menguasai lagi materi ini agar kita
lebih
memahami lagi tentang kemuhammadiyaan gerakan islam.
DAFTAR PUSTAKA
Karim, M.Rusli. 1986, Muhammadiyah. Jakarta : Cv. Rajawali
Puspo Suwarno, Margono M. 1995, Gerakan Islam Muhammadiyah.
Yogyakarta : Pt. Persatuan Offset
Sidiq, A. Rasyid.2006. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam II. Metro:
UM Metro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar