Kandungan Nutrisi Bahan Baku Nabati Pakan Ikan

Dalam membuat pakan buatan untuk ikan, harus dipertimbangkan beberapa faktor bahan baku untuk pakan, yaitu ketersediaan, harga yang wajar dan kandungan gizi yang cukup. Pakan ikan buatan yang diberikan dapat dikategorikan menjadi :

  1. Pakan alami, merupakan kelompok pakan yang berasal dari hewan yang berukuran renik sampai ukuran beberapa centimeter yang di kultur atau dikumpulkan dari alam; contohnya adalah Artemia, Daphnis dan Cacing Sutra. Pakan alami ini dapat juga berasal dari tumbuhan, misalnya fitoplankton dan daun talas 
  2. Pakan lembek, merupakan cincangan ikan-ikan rucah dan cumi-cumi yang langsung diberikan kepada ikan. Daya tahan pakan lembek ini 2 – 3 hari dalam lemari pendingin. 
  3. Pakan kering lengkap, merupakan pakan berbentuk pelet, “flake” dan “crumble” dengan kadar air rendah sehingga daya tahannya bisa 3 – 4 bulan dan kandungan gizinya cukup lengkap karena dibuat sesuai dengan kebutuhan.
 
Jenis pakan inilah yang akan dikupas lebih mendalam. Bahan baku pembuatan pakan ikan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani. Banyak sekali bahan baku nabati yang dapat diberikan kepada unggas, bahan baku nabati inilah, yang menyebabkan harga pakan menjadi dapat ditekan. Dari sekian banyak bahan baku nabati, 70 – 75% merupakan biji-bijian dan hasil olahannya, 15 – 25% limbah industri makanan, dan sisanya hijauan sebagaimana layaknya bahan pakan yang berasal dari biji-bijian, bahan pakan nabati ini sebagian besar merupakan sumber energi yang baik, tetapi karena asalnya dari tumbuhan, kadar serat kasarnya tinggi. Sebagai sumber vitamin, beberapa bahan berbentuk bijian atau lahannya tidaklah mengecewakan. 
  1. Jagung kuning 
Selain jagung kuning, masih ada 2 warna lagi, pada jagung (Zea mays), yaitu jagung putih dan jagung merah. Diantara ketiga warna itu, jagung merah dan jagung putih jarang terlihat di Indonesia. Jagung kuning merupakan bahan baku ternah dan ikan yang populer digunakan di Indonesia dan di beberapa negara. Jagung kuning digunakan sebagai bahan baku penghasil energi, tetapi bukan sebagai bahan sumber protein, karena kadar protein yang rendah (8,9%), bahkan defisien terhadap asam amino penting, terutama lysin dan triptofan. 

Kandungan nutrisi jagung :
 • Bahan kering : 75 – 90 %
• Serat kasar : 2,0 %
• Protein kasar : 8,9 %
• Lemak kasar : 3,5 %
• Energi gross : 3918 Kkal/kg
• Niacin : 26,3 mg/kg
• TDN : 82 %
• Calcium : 0,02 %
• Fosfor : 3000 IU/kg
• Asam Pantotenat : 3,9 mg/kg
• Riboflavin : 1,3 mg/kg
• Tiamin : 3,6 mg/kg

 Sebagai sumber energi yang rendah serat kasarnya, sumber Xantophyll, dan asam lemak yang baik, jagung kuning tidak diragukan lagi. Asam linoleat jagung kuning sebesar 1,6%, tertinggi diantara kelompok biji-bijian.

 2. Dedak halus
Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi manusia, sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya. Dedak mengandung bagian luar beras yang tidak terbawa, tetapi tercampur pula dengan bagian penutup beras itu. Hal ini mempengaruhi tinggi-rendahnya kandungan serat kasar dedak. 

Kandungan nutrisi dedak :
• Bahan kering : 91,0 %
• Protein kasar : 13,5 %
• Lemak kasar : 0,6 %
• Serat kasar : 13.0 %
• Energi metabolis : 1890,0 kal/kg
• Calcium : 0,1 %
• Total Fosfor : 1,7 %
• Asam Pantotenat : 22,0 mg/kg
• Riboflavin : 3,0 mg/kg
• Tiamin : 22,8 mg/kg

Kandungan serat kasar dedak 13,6%, atau 6 kali lebih besar dari pada jagung kuning, merupakan pembatas, sehingga dedak tidak dapat digunakan berlebihan. Kandungan asam amino dedak, walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan ikan, demikian pula dengan vitamin dan mineralnya 

3. Bungkil Kacang

Kedelai Selain sebagai bahan pembuat tempe dan tahu, kacang kedele mentah mengandung “penghambat trypsin” yang harus dihilangkan oleh pemanasan atau metoda lain, sedangkan bungkil kacang kedelai, merupakan limbah dari proses pembuatan minyak kedelai. 
Kandungan nutrisi bungkil kacang kedelai :

 • Protein kasar : 42 – 50 %
 • Energi metabolis : 2825 - 2890 Kkal/kg
 • Serat kasar : 6 %

Yang menjadi faktor pembatas pada penggunaan kedelai ini adalah asam amino metionin. 

4. Bungkil Kacang Tanah 

Merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang atau olahan lainnya. Kualitas bungkil kacang tanah ini tergantung pada proses pengolahan kacang tanah menjadi minyak. Disamping itu, proses pemanasan selama pengolahan berlangsung, juga menentukan kualitas bungkil ini, selain dari kualitas tanah, pengolahan tanah dan varietas kacang itu sendiri. 
Kandungan nutrisi bungkil kacang tanah :

 • Bahan kering : 91,5 %
• Protein kasar : 47,0 %
• Lemak kasar : 1,2 %
 • Serat kasar : 13,1 %
 • Energi metabolis : 2200 Kal/kg

Kadar metionin, triptofan, treonin dan lysin bungkil kacang tanah juga mudah tercemar oleh jamur beracun Aspergillus flavus.

 5. Minyak Nabati Penggunaan minyak diperlukan pada pembuatan pakan ikan yang membutuhkan pasokan energi tinggi, yang hanya dapat diperoleh dari minyak. Minyak nabati yang digunakan hendaknya minyak nabati yang baik, tidak mudah tengik dan tidak mudah rusak. Penggunaan minyak nabati yang biasanya berasal dari kelapa atau sawit pada umumnya berkisar antara 2 – 6 %. 

6. Hijauan Sebagai bahan campuran pakan, kini hijauan mulai dilirik kembali, karena ternyata sampai batasan tertentu hijauan dengan protein tinggi dapat mensubstitusi tepung ikan. Hijauan yang dimaksud antara lain azola, turi dan daun talas, yang bila akan digunakan harus diolah terlebih dahulu, yakni pengeringan (oven atau panas matahari) tapi tidak boleh merusak warna, lalu penggilingan dan pengayakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah hari kiamat dan qada dan qadar

Nama-nama ikan

makalah desinfektan