PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tidak ada satupun yang menggambarkan biologik sebaik mikrooraganisme, Mahluk
hidup yang tidak bisa dilihat olah mata telanjang. Keanakaragaman biokimia atau
mekanisme genetik, baik dalam bentuk maupun fungsi yang diperlihatkan dalam
analisa mikrooraganisme, telah mengantar kita pada batas pemahaman biologi.
Oleh karenanya, kebutuhan akan penemuan baru – suatu tes keabsahan hipotesa
ilmiah – dapat dijumpai secara utuh pada mikrobiologi. Hipotesa yang berguna
akan memberikan dasar bagi ilmu alam lain, dan keragaman mikrobia memberi
peluang, dimana tantangan tersebut selalu ada.
Prediksi, suatu bentuk praktis dari ilmu pengetahuan, adalah suatu produk yang
dihasilkan oleh perpaduan antara teori dan praktik. Biokimia, biologi molekuler
dan genetika merupakan perangkat atau wahana yang dibutuhkan untuk analisis
mikroba. Dalam berbagai pengembangan, mikrobiologi dapat memperluas wawasan
ilmu-ilmu tersebut. Seorang ahli mikrobiologi, mungkin menjelaskan berbagai
proses pertukaran berbagai bentuk saling membutuhkan (Mutualisme), misalnya
suatu kejadian kecil yang merupakan bagiannya. Dalam biologi, mutualisme
disebut simbiosis, yaitu hubungan yang terus menerus antara organisme yang
berbeda. Pemberian kegunaan utama pada satu pihak saja disebut parasitisme,
yaitu suatu hubungan dimana inang memberikan kegunaan utamanya kepada parasit.
Isolasi dan karakterisasi sebuah parasit, contohnya bakteri patogen atau Virus,
seringkali membutuhkan rencana laboratorium, sehingga mirip dengan apa yang
diperoleh organisme tersebut saat berada dalam sel inang. Kebutuhan ini
kadang-kadang memjadi tentangan utama bagi peneliti.
Pengertian Mutualisme, simbiosis dan pasitisme berkaitan erat dengan ilmu
ekologi dan prinsip-prinsip biologi lingkungan, kesemuanya sudah masuk dalam
mikrobiologi. Mikroorganisme merupakan hasil evolusi, suatu konsekuensi
biologis dari proses seleksi alam, yang terjadi pada bentangan garaduil yang
sangat luas pada organisme dengan berbagai keragaman genetik. Sejarah alam yang
kompleks ini harus selalu ada dalam pikiran kita sebelum menyimpulkan
mikroorganisme, bagian yang paling heterogen dari seluruh Mahluk Hidup.
Sebelum penemuan jasad-jasad renik, semua benda hidup yang dikenal dianggap
sebagai tumbuhan atau binatang; tidak terpikirkan adanya Jenis-jenis peralihan.
Namun dalam abad ke-19, menjadi jelas bahwa jasad renik memiliki semua
kemungkinan kombinasi sifat-safat tumbuhan dan binatang. Sekarang telah diakui
secara umum bahwa jasad renik berkembang, dengan perubahan relatif sedikit,
dari seluruh tumbuhan dan binatang.
Kecenderungan para ahli biologi untuk menggolongkan semua jasad dalam salah
satu dari 2 ”dunia”, tumbuhan atau binatang, menimbulkan sejumlah keganjilan.
Misalnya jamur, digolongkan sebagai tumbuhan sebab sebagian jamur-jamur tidak
bergerak, walaupun jamur hampir tidak memiliki sifat-safat lain dari tumbuhan
dan menunjukan afinitas filogenik kuat dengan protozoa.
Agar dapat menghindarkan penempatan sewenang-wenang kelompok-kelompok peralihan
dalam “dunia” yang satu atau yang lainnya, Heckel mengusulkan pada tahun 1899,
agar jasad renik ditempatkan dalam “dunia” yang terpisah, Protista. Menurut
definisi Heckel, dalam protista tergolong alga, Protozoa, jamur, dan kuman.
Namun pada pertengahan abad ini, renik mikroskopik elektron yang baru
mengungkapkan bahwa kuman secara fundamental berbeda dari tiga kelompok yang
lain damal struktur sel. Ke-3 kelompok yang terakhir memiliki tipe struktur sel
yang lebih maju, sama dengan sel-sel tumbuhan dan binatang, yang dinamakan
eukariotik; kuman-kuman memiliki struktur sel yang lebih primitif, yang
dinamakan prokariotik. Istilah protista digunakan sekarang untuk menunjukkan
jasad-jasad eukariotik, sedangkan semua kelompok kuman dinamakan secara kolektif
sebagai prokariota.
Biologi umum membedakan antara eukariota (organisme yang memiliki membran inti)
terhadap Prokariota (Organisme dimana DNA nya tidak dapat dipisahkan secara
fisik dari sitoplama). Perbedaan lebih lanjut tentang eukariota dan prokariota
misalnya akan dibedakan oleh ukurannya yang relatif besar dan adanya
organela-organela yang terikat pada membran sel, misalnya Mitokondria.
Eukariota dan Prokariota merupakan organisme, karena memiliki seluruh enzim
yang diperlukan untuk fungsi replikasi (perbanyakan) dan memiliki perangkat
biologi yang penting untuk memproduksi energi metabolik. Oleh karenanya
eukariota dan Prokariora berbeda dengan virus yang bergantung pada inang untuk
menjalankan fungsi seperti di atas.
Tujuan Dan Kegunaan Praktikum
Tujuan Praktikum
ACARA 1 : Sterilisasi
Praktikum Sterilisasi bertujuan untuk memperkenalkan dan melakukan salah satu cara memcegah pencemaran mikroba terhadap media, sampel dan peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan.
ACARA 2 : Pengenalan Media
Praktikum pengenalan Media bertujuan untuk memperkenalkan macam-macam media.
ACARA 3 : Penghitungan bakteri
Praktikum penghitungan Bakteri bertujuan untuk mengetahui dan melakukan proses penghitungan koloni bakteri.
ACARA 4 : Pengenalan Dunia Mikroba
Praktikum Pengamatan bakteri bertujuan untuk mengenal berbagai kelompok mikroba berdasarkan bentuk, ukuran, komponen sel, gerak dan alat geraknya.
ACARA 5 : Kultur Bakteri
Praktikum Kultur bakteri bertujuan untuk memperkenalkan beberapa macam goresan yang dipergunakan pada kultur bakteri.
ACARA 6 : Pengecatan Gram
Praktikum Pengecatan Gram Bertujuan untuk memperjalas ukuran morfologi bakteri.
Kegunaan Praktikum
Kegunaan Praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mempelajari dasar-dasar
Pratikum mikrobiologi yang merupakan pengetahuan dasar dalam penerapan
Mikrobiologi. Serta mempelajari Sterilisasi alat-alat praktikum beserta alat
sterilisasinya, mempelajari alat-alat dan media yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi, dapat membuat preparat hidup, dapat menghitung bakteri,
mempelajari kultur bakteri, mengamati bakteri, dan Praktikan dapat melakukan
pengecatan gram pada bakteri.
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi
Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari
mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari
kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda
dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan lebih banyak
lagi, afek yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyatayang sangat
besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya,
pada cuaca tertentu organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau
pada udara, Air, makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya harus dirubah,
oleh karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini tidak mungkin, bagaimanapun pada
garis besarnya tentunya prinsip dasar digaris bawahi pada umumnya digunakan
cara untuk memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba (Burdon, 1969).
Cara kerja sterilisasi adalah cara kerja agar terhindar dari kontaminasi, cara
kerja steril ini digunakan pada pembuatan media, pemeriksaan kultur dan
pembuatan preparat. Sterilisasi dapat dilakukan secara; (1) Fisik di bagi
menjadi beberapa bagian antara lain (a) dengan ”Hot air Sterilization” oven.
Bahan dari gelas dibungkus dengan alumunium foil, suhu 170-250°C selama 2 jam.
(b) panas basah dengan tekanan, suhu 121°C selama 15 menit. Alat yang digunakan
adalah autoclave, caranya: alat-alat gelas dibungkus lagi dengan alumunium foil.
(c) Pressure Cooker, caranya: panaskan air mendidih, biarkan klep uap terbuka
agar keluar uap kemudian klep uap ditutup, lihat suhu dan tekanan, bila suhu
telah 121°C dengan tekanan 1,5 atm, dijaga konstan selama 15 menit. Kemudian
buka klep uap hingga tercapai tekanan nol, dan setelah suhu mencapai suhu
kamar, alat dan bahan dikeluarkan. (2) Kimia yaitu dengan menggunakan zat-zat
kimia seperti desinfektan, antiseptik. (3) Radiasi yaitu dengan menggunakan
sinar Ultraviolet, biasanya digunakan pada ruangan dan alat-alat plastik. (4)
Filter yaitu dengan menggunakan membran filter dan Vacum Pump (Anonim, 2007).
Pengenalan Media
Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme melalui penyediaan kondisi
lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat replika
dirinya, membutuhkan adanya elemen-elemen dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi
harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah di metabolisme (Jawetz,
etc. 2001). Demikian pula dengan media sebagai tempat berkembang biakan
bekteri, karena media merupakan salah satu bahan yang terdiri dari campuran
nutrisi zat makanan yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba (Anonim, 2007)
Kebanyakan berat kering dari mikroorganisme adalah bahan-bahan organik yang
mengandung elemen-elemen karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, phospor dan
belerang.Di samping itu, ion-ion anorganik seperti potasium, sodium, besi, magnesium,
kalsium dan klorida dibutuhkan untuk memfasilitasi katalis enzim dan
mempertahankan Gradien kimia yang melelui membran sel (Jawetz, etc. 2001). Oleh
karena itu adapun syarat-syarat untuk media yang baik adalah media harus
mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan bakteri, Media tidak mengandung
zat-zat penghambat serta media harus steril (anonim, 2007)
Klasifikasi media berasarkan fungsinya yaitu; (1) Enriched media, adalah
sejumlah media umum yang kemudian ditambahkan dengan darah, serum, ekstrak
tumbuh-tumbuhan atau kaldu yang mampu memacu pertumbuhan bakteri patogen. (2)
media selektif, yaitu media yang menggunakan bahan-bahan kimia yang bersifat
memacu pertumbuhan bakteri yang diinginkan. (3) media diferensial yaitu media
yang ditamnahkan zat-zat kimia tertentu yang menyebabkan suatu mikroorganisme
membentuk perubahan tertentu, sehingga dapat membedakan tipe mikrooraganisme.
(4) Media Penguji, yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk
pengujian antibiotika, asam amino dan vitamin. (5) media Khusus yaitu media
untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroorganisme dan kemampuannya untuk
mengadakam perubahan-perubahan tertentu. (6) media untuk bakteri Anaerob yaitu
beberapa bahan kimia dapat ditambahkan untuk menguji kandungan O2 dengan
pengikatan kimiawi (Anonim, 2007).
Perhitungan Bakteri
Pada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri akan menggambarkan mutu bahan
baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu bahan mekanan. Metode
perhitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang dipilih adalah
disesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan ketepatan hasil
pemeriksaan. Metode perhitungan itu adalah: (1) metode hitung bakteri, metode
ini dapat dikerjakan tergantung dari jumlah bakteri yang hidup dengan aktifitas
metabolisme (a) angka lempengan total, (b) pengenceran, Most Probable Number
(MPN), (c) aktifitas metabolik. (2) Metode total bakteri hidup dan bakteri mati
meliputi (a) berat kering bakteri, (b) kekeruhan, berdasarkan jumlah sinar yang
diserap pada panjang gelombang tertentu, (c) hitung partikel elektronik, (d)
hitung dengan mikroskop langsung, (e) Volume sel (Anonim, 2007).
Dari sejumlah metode di atas beberapa saja yang sering digunakan untuk
pemeriksaan rutin yaitu; (1) angka lempeng total ”Pour Plate” digunakan untuk
menghitung bakteri dengan ketentuan yaitu (a) satu koloni bakteri dihitung satu
sel bakteri hidup, (b) satu sel hidup dari sampel akan mampu membentuk koloni
bakteri dalam lempeng petri dish, (c) dihitung jumlah koloni antar 30-300
koloni. Apabila kurang maka dihitung jumlah koloni yang ada, sedang apabila
lebih dari 300 maka perlu dilakukan pengenceran. (2) penghitungan bakteri
dengan bakteri ”Spread Plate”, prinsip hitung bakteri dengan metode ini adalah
meratakan bakteri yang terdapat di dalam sampel dengan volume tertentu di atas
permukaan media yang sesuai. (3) Most Probable Number (MPN), adalah perhitungan
bakteri dengan cara menggunakan variasi jumlah tabung yang sudah ada di dalam
standard (Anonim, 2007).
Slide spesial-counting Chambers sebagaimana penghitung bakteri Petroff-Hausser
juga digunakan untuk membuat perhitungan langsung. Perhitungan bakteri
ditempatkan pada sebuah jalur ruangan, dimensi dari yang kita tahu, dan
dibungkus dengan yang kecil. Pengujian dapat di buat dengan lebih banyak
kepuasan dengan lapangan-gelap atau fase mikroskopis, jika sel tidak ditandai
dan karena itu tidak terlalu mencolok oleh pengujian terang-lapang. Sejak
counting cahmber diputuskan mati di dalam area yang pasti dan sejak kedalaman
dari perhitungan pada ruangan diperhitungkan di ketahui, berarti bahwa di atas
volume lain daerah yang diatus dapat dijumlahkan. Semuanya adalah dibutuhkan,
oleh karena itu, apakah dijumlahkan nomor dari organisme di beberapa area,
rata-rata mendapatkan bilangan untuk menghitung per area, dan juga mengalikan
rata-rata ini oleh sebuah faktor yang tepat memasukkan penjumlahan ke nomor
bakteri per milimeter (Pelczar, etc. 1958).
Pengenalan Dunia Mikroba
Ketika manusia tekun mempelajari lensa optik dan menggunakannya untuk mengamati
benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang, mereka
membawa sebuah sejumlah dunia baru kedalam pandangan-sebuah dunia dari tumbuhan
dan binatang yang sangat kecil yang terdiri dari miliaran dari mereka yang
dapat ditemukan pada setetes air atau susu dan ribuan dari mereka dapat
menunjukan pada kepala dari sebuah titik. Ini adalah dunia dari menit tapi
mahluk yang sangat kuat. Organisme ini, tidak dapat dilihat tanpa bantuan dari
kekuatan mikroskop, dapat membuat manusia menjadi sakit dan bahan yang kuat
menjadi lemah; mereka dapat membuat makanan tidak terjaga dan tidak enak:
mereka dapat menghancurkan bangunan, tenda membusuk, dan kecelakaan pesawat.
Beberapa dari mereka di memproduksi obat dan konsentrat yang efeknya sangat
berbahaya dari ancaman mikroba; beberapa yang dimasukkan dalam jus dari anggur
ke dalam wine dan apel manis sari buah apek ke dalam cuka; yang lain, menukar
kanji dan gula ke dalam buah dan butir padi ke alkohol. Beberapa mikroba dibuat
dari kulit yang kuat, lunak dan sangat lunak; lainnya ”obat” tembakau dan
asinan/acar, kraut, dan makanan lainnya karakteristik mereka rasa dan tekstur.
Meskipun daftar prodek penting penyebab dari aktivitas mereka yang panjang dan
mengejutkan, tak seorangpun memperkirakan sampai seratus tahun yang lalu berapa
banyak dan berapa banyak jalan efek mikroorganisme pada kehidupan kita
(Pelgzar, etc. 1958). Phycomycetes yang penting dari segi medis sesungguhnya
merupakan cendawn umum yang biasa terdapat dalam udara dan tanah,termasuk
kapang roti yang umum yaitu Mucor dan Rhizopus.Sebagian besar cendawan ini
termasuk kedalam genus yang lebih tinggi tingkat perkembangannya di dalam kelas
Phycomycetes dan bereproduksi baik secara aseksual maupun seksual. Mereka
merupakan pathogen oportunis, artinya tidak menyebabkan penyakit pada inang
sehat tetapi menyebabkan mikosis (Pelczar, 2005).
Pada Saccharomycetaceae atau ragi yang sejati tidak ada miselium.Ragi untuk
membuat roti atau bir adalah galur-galur fisiologi dari Saccharomyces
cereviseae.Sel-sel kuntum haploid dapat meleburkan diri.Kariogmi langsung dapat
dilanjutkan dengan meiosis atau pembentukan empat buah askospora.Tetapi dapat
juga sel-sel diploid memperbanyak diri dengan berkuntum (Hans,1994).Kultur Mikroba
Saat bakteri di inokulasi kedalam sebuah medium dan di inkubasi secukupnya, kumpulan sel menjadi tak terlihat. Bakteri ataupun mikroorganisme lainnya tumbuh di sebuah medium laboratorium yang berhubungan dengan mengkultur. Spesies yang berbeda dari pertumbuhan bakteri pada media beberapa macam media yang sama lebih terlihat berbeda; jadi diketahui dari penampilan, atau ciri khas kultur, dari sebuah species sangat berguna untuk pengenalan tipe yang pasti dari bakeri dan dapat uga disediakan sebagai bantuan dalam mengidentifikasi spesies. Bagaimanapun bakteri harus didapatkan sebuah dari kultur murni sebelum ciri khas kultur atau pada tempat lain dari sebuah spesies yang dapat ditentukan (Pelgzar, 1958).
Untuk mempelajari sifat-sifat dari masing-masing mikroba termasuk sifat
pertumbuhan, morfologi dan sifat fisiologinya, masing-masing mikroba tersebut
harus dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga terbentuk kultur murni yaitu
suatu biakan yang terdiri dari sel-sek dari satu spesies atau satu galur
mikroba, dengan cara menggoreskan kultur ke medium padat. Ada beberapa cara
untuk menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu; (1) Goresan Langsung, (2)
Goresan kuadran, (3) Goresan radian. Koloni yang tumbuh pada agar cawan dapat
dibedakan dalam besarnya, warna, penampakan apakah keruh atau bening, bentuk
penyebarannya, bentuk kemunculannya di atas agar dan bentuk permukaan (Anonim,
2007)
Agar tumbuh suatu organisme membutuhkan seluruh elemen dalam bahan-bahan
organiknya dan komlpemen ion-ion yang dibutuhkan untuk energi dan katalisis.
Disamping itu harus ada sumber energi untuk memantapkan proton motive force dan
untuk memungkinkan sintesis makromolekul. Mikroorganisme sangat beragam
kebutuhan nutrisi dan sember energi metabolismenya (Jawetz, etc. 2001).
Pengecatan Gram
Kebanyakan sel bakteri tidak berwarna, sehingga jika dilarutkan dalam air dan
diperlihatkan di bawah mikroskop tidak memperlihatkan warna kontras dengan
medium disekelilingnya. Beberapa zat yang digunakan untuk mengamati struktur
bagian dalam sel. Dalam pewarnaan mikroba, dapat digunakan satu jenis warna,
cara ini disebut pewarnaan sederhana. Zat-zat warna yang biasa digunakan untuk
pewarnaan bekteri dapat dibedakan atas beberapa golongan yaitu: pewarnaan
sederhana, pewarnaan diferensial, pewarnaan strukturan dan pewarnaan untuk
menguji adanya komponentertentu di dalam sel (Anonim, 2007)
Karakteristik taksonomi penting bakteri adalah reaksi mereka terhadap pewarnaan
gram. Pewarnaan gram menjadi penting karena reaksi gram berhubungan dengan
sifat morfologi lain dalam bentuk hubungan filogenik. Organisme yang berpotensi
gram positif mungkin hanya dapat dilihat dengan pewarnaan gram pada kondisi
lingkungan yang sesuai dan pada biakan muda. Prosedur pewarnaan gram dimulai
dengan pemberian pewarna basa, kristal violet. Larutann iodine kemudian
ditambahkan; semua bakteri akan diwarnai biru pada fase ini. Sel kemudian
diberi alkohol. Sel gram positif akantetap mengikat senyawa kristal
violet-iodine, tetap berwarna biru; sel gram negatif warnanya hilang oleh
alkohol. Sebagai langkah terakhir, counterstain (misalnya Safranin pewarna
merah) ditambahkan, sehingga sel gram negatif yang tidak berwarna, akan
mengambil warna kontras; sedangkan sel gram positif terlihat dalam warna biru
(Jawetz, etc. 2001).
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
Materi Praktikum
Alat-alat Praktikum
1. Lampu Bunsen dengan bahan bakar Gas
2. Petri dish
3. Lampu UV
4. Lampu Bunsen dengan bahan spirtus
5. Erlenmeyer
6. Gelas Kimia
7. Tabung Reaksi
8. Alumunium foil
9. Ose
10. Golf Stick
11. Glass objek
12. Cover Glass
13. Pipet tetes
14. Pipet Ukur
15. Mortal
16. Stomacher Sirculator
17. Volt tage
18. Inkcubator
19. Autoclave
20. Mikroskop
Bahan-bahan Praktikum
1. Aquades
2. SSA (Salmonella Sigela Agar)
3. MSA
4. Agar Darah
5. EMBA
6. BSA
7. kapas
8. Cat Gram
9. Biakan bakteri dalam media padat
Metode Praktikum
ACARA 1 : Sterilisasi
Adapun cara kerja dari Praktikum Sterilisasi yaitu;
1. Sterilisasi dengan pemijaran. Caranya; dengan meletakkan alat-alat di atas api
2. Sterilisasi dengan AutoClave. Caranya; alat-alat gelas dibungkus kertas, sedangkan media ditutup dengan kapas kemuadian dilapisi dengan alumunium foil, masukan ke dalam AutoClave, kemudian Stel AutoClave pada tekanan 121°C dan waktu 15 menit.
ACARA 2 : Pengenalan Media
Adapun cara Kerja dari Praktikum pengenalan Media dan Alat yaitu;
1. media yang telah tersedia dikenalkan satu persatu kapada Praktikan
2. kemudian media di gambar.
ACARA 3 : Menghitung Bakteri
Adapun Cara kerja dari praktikum menghitung bakteri yaitu;
1. Dengan menggunkan pipet Steril dilakukan pengenceran bahan pemeriksaan seri 10-², 10-³ dst ...
2. diambil 1 ml dari masing-masing seri pengenceran
3. tambahkan 10-15 ml nutrien agar cair suhu 45°C pada setiap petri dish.
4. campurlah dengan cepat antara sampel yang telah diencerkan dengan media, kemudian digoyang dengan gerak memutar di atas bidang datar.
5. tunggu sampai media beku sempurna, inkubasi 37°C selama 24-48 jam.
6. hitung jumlah koloni.
ACARA 4 : Pengenalan Dunia Mikroba
Pembuatan Preparat hidup:
•Tetes Tegak
Dengan cara aseptis/steril menggunakan pipet tetes ditaruh satu tetes bahan pemeriksaan di atas objek glass lalu ditutup dengan Cover glass (untuk menghindari gelembung udara pada preparat maka saat menutup Cover glass bersudut 45° lalu tutup)
ACARA 5 : Kultur Mikroba
Menggoreskan kultur Bakteri dengan menggunakan jarum ose kemudian di inkubasi 37°C selama 24 jam.
ACARA 6 : Pengecatan Gram
1.Preparat yang telah siap di cat di taruh di atas jembatan pengecat
2.di tambah karbol gentian Violet dibiarkan 1-3 menit, dicuci air mengalir
3.ditambah Lugol dibiarkan 1 menit, dicuci dengan air mengalir
4.ditambah etanol 96 % dibiarkan ¼ - ½ menit, dicuci dengan air mengalir
5.Keringkan di udara
6.Dilihat di bawah Mikroskop.
Tempat Dan Tanggal Praktikum
Tempat Praktikum
Praktikum Mikrobiologi ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi UNRAM.
Tanggal Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 10, 12, 14 dan 15 mei 2007.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Praktikum
Hasil Pengamatan
ACARA 1 : Sterilisasi
Tabel 1.
1. Lampu UV adalah alat untuk mensterilkan ruangan
2. Lampu Bunsen dengan bahan bakar spirtus berfungsi Untuk membakar dan mensterilkan dengan bahan bakar Spirtus
3. Lampu Bunsen dengan bahan bakar gas adalah Alat untuk membakar dan mensterikan alat dengan bahan bakar gas
4. Erlenmeyer adalah Alat untuk mencampur Larutan dan sampel yang akan direaksikan
5. Gelas Kimia adalah Alat untuk mengukur larutan yang akan dicampurkan bersama media
6. Tabung Reaksi adalah Alat untuk menyimpan dan mereaksikan sampel
7. Alumunium Foil adalah Alat untuk menutup sampel agar tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme
8. Ose adalah Alat untuk mengangkat bakteri dan menyimpannya ke media
9. Golf Stick adalah Alat untuk meratakan media/sampel
10. Petri Dish adalah Alat untuk menanam Bakteri
11. Objek Glass adalah Alat untuk menyimpan objek/sampel yang akan diamati di Mikroskop
12. Cover Glass adlalah Alat untuk menutup sampel/objek yang akan diamati di mikroskop
13. Pipet tetes adalah Alat yang berfungsi untuk mengambil larutan berdasarkan ukuran per tetes
14. Pipet Ukur adalah Alat yang digunakan untuk mangambil larutan berdasarkan ukuran.
15. Mortal adalah Alat untuk menghancurkam sampel
16. Stomacher Sirculator adalah alat yang lebih modern namum berfungsi sama dengan Mortal yaitu Alat untuk menghancurkan sampel
17. Volt tage adalah Alat untuk menghomogenkan sampel
18. Inkubator adalah tempat untuk menumbuhkan bakteri
19. AutoClave adalah Alat untuk mensterilkan alat-alat dan bahan.
Sumber: Data Primer di olah tahun 2007
ACARA 2 : Pengenalan Media
Media Selektif
1. SSA (salmonela Sigela Agar)-> Untuk menumbuhkan sigela dan salmonela
2. MSA (Manitold salt Agar)-> Tidak digunakan dalam Praktikum ini
3. BSA (Bismuth Sulfit Agar)-> Tidak digunakan dalam praktikum ini.
Media Diferensial
1. Agar Darah adalah Berguna sebagai media penumbuh bakteri, yang berasal dari darah yang dibentuk sedemikian rupa
2. EMBA (Eosin Metilen Bleu Agar)adalah Semua bakteri dapat ditumbuhkan di EMBA. Contohnya bakteri E. Coli warnanya akan gelap.
3. MACKE (Much Counkey Agar)terdiri dari 1.Nutrien Agar.
1. EMBA (Eosin Metilen Blue Agar)adalah Termasuk media yang dapat menumbuhkan bakteri E. Coli, Warna E. Coli akan gelap.
2. NA (Nutrien Agar)berguna untuk Mengetahui adanya bakteri E. Coli, Warnanya Bening
3. SSA (Salmonela Sigela Agar)adalah Untuk menumbuhkan bakteri Salmonela dan Sigela
4. Much Counkey Agar (MCA)adalah Untuk melihat bakteri E. Coli, termasuk media diferensial
Sumber: Data Primer diolah tahun 2007
ACARA 3 : Menghitung Bakteri
Tabel 3.
Kelompok Bahan Makanan Jumlah Koloni
10-1 10-2 10-3 10-4 10-5
1 Susu 121 129 285 182 192
2 Daging Ayam 0 0 235 205 -
3 Telur 84 44 12 - -
4 Daging Sapi 300 313 278 165 33
5 Yakult 2 1 - - -
Sumber: Data Primer di olah tahun 2007
Tabel 4.
No Bahan Makanan Koloni (CFU/Gram)
10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 Rata-rata
1 Susu 1210 12900 285000 1820000 19200000 4263822
2 Ayam - - 235 205 - 1142500
3 Telur 84 44 12 - - 5746,67
4 Daging Sapi >300 313 287 165 33 1054260
5 Yakult 20 100 - - - 60
Sumber: Data Primer diolah tahun 2007
PEMBAHASAN
Tidak satupun yang menggambarkan keanekaragaman biologik sebaik mikroorganisme,
mahluk hidup yang tidak terlihat oleh mata telanjang (Jawetz, etc. 2001). Dunia
tersebut dapat kita pelajari secara mendalam pada ilmu Mikrobiologi. Ilmu ini
mempelajari Mikroorganisme yang merupakan bagian lain dari mahluk hidup yang
ada di muka bumi. Prediksi, suatu bentuk praktis ilmu pengetahuan, adalah suatu
produk yang dihasilkan oleh perpaduan antara teori dan Praktik (Jawetz, etc.
2001), dalam hal ini mikrobiologi merupakan ilmu yang mendalami mikroorganisme
untuk penerapannya dalam kehidupan agar ditemukan cara-cara terbaik dalam
penyelesaian masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan dalam hal ini semakin
banyaknya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan kuman yang
menyebabkan semakin kompleksnya permasalahan yang menyangkut mikroorganisme.
Namun, selain akibat yang tidak menguntungkan tersebut banyak mikroorganisme
yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia misalnya Ragi untuk membuat
roti, Produk-prodek hasil pemanfaatan mikroorganisme tersebut telah menyebar
dan bahkan subah menjadi kebutuhan kita karena pada umumnya dimanfaatkan dalam
mengolah bahan pangan.
Dalam prakteknya, untuk pembiakan bakteri kita memerlukan alat-alat yang
steril. Steril sendiri merupakan keadaan bebas dari pertumbuhan mikroba beserta
sporanya. Untuk itu pada prakteknya kita membicarakan sterilisasi sebagai
proses pembunuhan seluruh organisme yang ada pada preparat. Dari pertimbangan
di atas kita melihat tidak ada sekumpulan kondisi yang menyamai mensterilkan
preparat (Jawetz, etc. 2001). Dalam praktikum mikrobiologi yang praktikan
lakukanpun melakukan hal yang demikian adapun yang praktikan dapatkan dari
praktikum sterilisasi ini adalah bahwa ada beberapa cara namun yang kami amati
untuk melakukan sterilisasi yang dapat dilakukan secara fisik dengan memanaskan
menggunakan beberapa alat yang biasanya telah tersedia di setiap laboratorium
mikrobiologi. Alat alat tersebut yaitu Hot Air Sterilisation, AutoClave dan
Pressure Cooker.
Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme melalui penyediaan kondisi
lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat replika
dirinya, membutuhkan adanya elemen-elemen dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi
harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah di metabolisme (Jawetz,
etc. 2001). Demikian pula dengan media sebagai tempat berkembang biakan
bekteri, karena media merupakan salah satu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi
zat makanan yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba (Anonim, 2007).
Media yang diperkenalkan pada para praktikan pada praktikum pengenalan media ini adalah SSA (Salmonela Sigela Agar), NA (Natrium Agar), MCA (Much Counkey Agar), MSA (Manitold Salt Agar) pada media ini yang merupakan tempat pembiakan bakteri yang steril karena dalam media agar ini telah tersedia nutrisi yang cukup bagi tiap bakteri. Setiap jenis media menerangkan perbedaan kandungan bakteri yang akan berada pada media tersebut.
Setelah diperkenalkan dengan media, praktikan di ajari menanam bakteri ke dalam
media dimana setelah di tanam media di simpan ke dalam inkubator yang merupakan
tempat yang cocok untuk tempat bakteri sesuai dengan suhu yang diperlukan.
Dalam hal ini, penanaman dilakukan setelah bahan yang di tumbuhkan dalam tabung
reaksi dikeluarkan secara perlahan-lahan dan di dekatkan dengan api agar behan
yang akan di tanam tetap steril dan tidak terkontaminasi mikroba lainnya.
Setelah beberapa hari media di keluarkan dari inkubator dan dihitung banyaknya
koloni dalam tiap media, setelah di hitung maka untuk mendapatkan nilai
rata-rata dari semua bakteri yang telah ditanam maka di hitung dengan rumus
jumlah koloni dikalikan dengan 1/ faktor pengenceran. Untuk faktor pengenceran
bahan yang akan di tanam diambil 10-1 kemudian di masukkan ke tabung lain dan
begitupun seterusnya tabung satu dengan tabung yang lain dimasukkan dengan
perbandingan 10 ml / tabung.
Dari hasil perhitungan ini, media digunakan lagi untuk mengkulturnya ke dalam
SSA, NA, MCA dan MSA dengan menggunakan tehnik penggoresan yang berbeda-beda.
Hasil yang di dapatkan akan mengikuti kultur yang ada, bakteri akan tumbuh
sepanjang goresan yang dilakukan. Setelah bakteri tumbuh maka bakteri di ambil
dengan menggunakan jarum ose dan dilakukan pengecatan dengan menggunakan Gram
1, 2, 3 dan 4 yang memiliki kegunaan yang berbeda-bada untuk pewarnaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini yaitu:
1. Sterilisasi merupakan cara membuat suatu alat atau bahan menjadi bebas dari pertumbuhan mikroba beserta sporanya. Dari pertimbangan tersebut tak ada kondisi yang menyamai mensterilkan preparat.
2. Media merupakan salah satu bahan yang terdiri dari canpuran nutrisi zat makanan yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba.
3. Proses penghitungan suatu bakteri dilakukan dengan menggunakan rumus jumlah koloni dikalikan dengan 1/faktor pengenceran
4. Setiap mikroba memiliki bentuk, ukuran, komponen sel, gerak dan alat gerak yang berbeda.
5. Kultur Mikroba merupakan cara untuk memperbanyak bakteri
6. Untuk memperjelas ukuran dan Bentuk morfologi bakteri maka dilakukan pengecatan.
Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari Praktikum ini adalah:
1. Pada saat membuat media ataupun memindahkan mikroba di tempat lain maka diharapkan agar tempat memindahkan media tersebut steril dan selalu dekat dengan alat yang digunakan agar tetap steril.
2. Diperlukan pemahaman yang mendalam untuk mengenal media agar dapat memilih media yang tepat untuk menanam media.
3. Dalam menghitung bakteri diharapkan agar Counting Chamber berada pada posisi nol sebelum melakukan penghitungan
4. Dalam mengenal berbagai kelompok mikroba berdasarkan bentuk, ukuran, komposisi sel, gerak dan alat geraknya di perlukan perhatian yang cukup agar dapat membedakannya dengan baik.
5. Dalam mengkultur mikroba di perlukan ketelitian dalam melakukan penggoresan agar mikroba yang akan di amati dapat tumbuh dengan baik.
6. Diharapkan agar pada saat melakukan pengecatan gram pada glass objek untuk tidak terlalu banyak agar tidak terjadi kelebihan warna juga pada saat pengeringan dengan menggunakan panas pada api untuk tidak terlalu dekat agar glass objek tidak pecah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007.Petunjuk Praktikum Mikrobiologi.Mataram.Universitas Mataram Press.
Burdon Ph.B., Sc.M., Ph.D., Kenneth L. & Williams, A.B., Sc.M., Ph.D., Robert P. 1969. Mycrobiology. London, Collier-McMillan Publisher.
Jawetz E., Melnick J.L., Adelberg E.A., 1982. Mikrobiologi untuk profesi kesehatan. Jakarta, EGC Press.
Jawetz E., Melnick J.L., Alderberg E.A., 2001. Mikrobiologi kedokteran. Surabaya, Airlangga University Press.
Pelgzar & Reid, 1958. Mycrobiology. Tokyo, McGraw-Hill Company Press.
Pelczar, J Michael, 2005. Dasar-Dasar Mikrobiolog. Jakarta, Universitas Indonesia Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar